29 September 2009

Jembatan Ampera, Palembang..




Jembatan Ampera..

Palembang adalah kota di mana ibu saya pernah bermukim selama remaja...

Sebagai anaknya, terus terang saya baru satu kali ke Palembang... hihi.. jadi malu... karena memang kampung ibu saya bukan di Palembangnya, tapi di daerah Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu.. (kapan2 saya akan posting deh tentang Ranau..)

Di Palembang ada Jembatan Ampera yang terletak di atas Sungai Musi.. Saya pun baru satu kali ke sana.. semasa anak2... huahahahahahaha...


Oke.. Berikut fakta-fakta yang gw tau mengenai Jembatan Ampera:

1. Jembatan ini tadinya dinamakan Jembatan Bung Karno!! Sebagai bentuk penghargaan karena Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi

2. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tanggal 16 September 1960 dan baru diresmikan tahun 1965

3. Jembatan ini memiliki panjang 1.177 meter dengan lebar 22 meter. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara!!

4. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).

5. Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit. Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.


6. Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.

7. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.

9. Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September 1965 Oleh Letjend Ahmad Yani ( sore hari Pak Yani Pulang dan subuh 1 Oktober 65 menjadi Korban Gestok)

10. Uyung baru sekali ke sana... (fakta paling penting.. dan paling narsis..)

27 September 2009

beberapa kampus negeri di Indonesia... (postingan ke-6)


foto-foto yang saya tampilkan pada postingan ini tanpa sengaja lokasinya di FISIP semua.. hehe.. FISIP geeto loh... hoho..
sebagai alumni dari salah satu perguruan tinggi terbaik Indonesia yang berlokasi d kota Depok, maka saya akan bercerita tentang Universitas Indonesia terlebih dahulu... hoho...
Kampus UI Depok terletak di kota Depok.. (ya iya lah!!!) Awalnya UI berada di tengah kota (Salemba & Rawamangun) lalu pada tahun '80an sebagian besar Fakultas dipindahkan ke Depok...
memasuki UI Depok suasana segarnya hutan sangat terasa.. ditambah segarnya pemandangan situ-situ (danau-danau) yang bertebaran di tengah2 kampus... Adapun mengenai kampus FISIP, saya masih ingat bahwa WC paling nyaman adalah di gedung E...

Sekarang mari kita beralih ke UNIVERSITAS HASANUDDIN, Makassar.. Pertama kali masuk dan melihat Unhas, maka yang pertama terlintas adalah: mirip UI!! mulai dari adanya danau.. adanya hutan.. Rektorat yang dekat dengan Masjid.. dekat pula dengan baruga (kalau di UI balairung).. dan bentuk melingkar yang sangat mirip UI di mana Fakultas-Fakultas menyebar, namun terhubung dalam satu jalan yang memutar sehingga kita dapat melewati semua Fakultas dalam satu kali perjalanan... Bedanya kalau di UI ada Bis Kuning (Bikun), kalau di Unhas adanya pete-pete.. hehe...

Kampus lainnya yang saya kunjungi adalah UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya...
Unair kontras sekali dengan UI dan Unhas karena miskin sekali pohon!! Maklum.. Di tengah2 kota.. saya sampai heran sendiri kok kampusnya tidak terletak di luar kota saja sehingga bisa lebih luas dan lebih nyaman.. aura kampusnya jadi gak berasa gitu deh.. saya sampai bertanya kepada dua orang gatekeeper yang mengantar saya (dua2nya alumni unair) 'ini kampus nih..?! kok kayak gedung biasa aja ya..?!' hoho.. maaf ya para alumni Unair.. Piss... Yang pasti jarak antar Fakultas deket banget.. Kalo ada yang batuk di FH, mungkin akan kedengeran di FISIP.. (lebay..) atau bisa jadi aura kampus tidak saya jumpai karena saat saya berkunjung ke unair, tidak banyak mahasiswa yang datang (sudah sore).. Namun jika dibandingkan dengan kampus2 tengah kota sepeti UI Salemba dan UNJ, gedung2 di Unair sudah lumayan modern lah.. gak jadul peninggalan Belanda.. hoho...


kampus negeri yang lain ^^

26 September 2009

berpose di depan Suro dan Boyo..


Suro adalah salah satu nama bulan dalam kalender Jawa.. Namun yang dimaksud dengan Suro dalam sejarah penamaan Surabaya adalah Ikan Hiu.. Sedangkan Boyo adalah istri.. ups.. itu bojo.. hoho.. Boyo means Buaya.. Jadi Suro-Boyo: Pertarungan buaya di malam satu suro.. halah.. sudahlah.. artikan sendiri.. atau tanya mbah google..

Nah..!! Pada suatu hari.. ada kesempatan langka saya berfoto di depan logo kota Surabaya ini.. horeeeee.... Logo kota ini berada di depan Kebun Binatang Gembira Loka.. Sayang sekali saya belum sempat masuk kebun binatang tersebut.. cuma nongkrong di depannya saja.. hiks..

Surabaya merupakan kota terbesar kedua se-Indonesia, setelah Jakarta tentunya.. Pemerintah kota pada suatu waktu juga membangun patung yang dimirip-miripkan dengan patung bersejarah ini.. Patung tersebut terletak di sisi Kali Mas yang dahulu merupakan pintu gerbang Kerajaan Majapahit.. Well, saya lihat patung baru tersebut lebih kurus dari pendahulunya.. dan tetap saja saya lebih suka tampilan patung yang lama.. Jadi.. Kembali saya tampilkan foto saya di depan patung unik tersebut.. huhu..

Bermalam di Ujung Genteng



Saat itu bulan puasa.. saat itu saya ngobrol dengan Arif, sahabat saya sejak SMP terkait kegiatan mengisi liburan.. tiba2 tercetuslah ide: 'Ujung Genteng!!'.. Yasudah.. malamnya kami browsing internet, sambil cari2 rekan lainnya untuk partner patungan bensin.. dan besoknya setelah sahur dan solat subuh, kami dan 5 rekan lainnya sudah dalam perjalanan menuju Ujung Genteng..

Ujung Genteng adalah daerah pantai berpasir putih di mana kita bisa melihat sunset sekaligus sunrise dari lokasi yang sama, Ujung Genteng.. selain itu Ujung Genteng terkenal dengan tempat penangkaran Penyu Hijau (Chelonia Mydas) karena memang penyu jenis tersebut hanya berminat untuk menyimpan telurnya di salah satu sisi pantai Ujung Genteng..

Perjalanan dari Jakarta sekitar 7-8 jam dengan kecepatan standar.. melewati banyak perkebunan, mulai dari teh, sawit, karet, cabai, dan lain-lain.. ditambah kondisi jalannya yang naik turun membuat kami tidak perlu mengebut.. cukup kecepatan santai sambil membuka jendela dan menghirup udara segar.. sampai di sana langsung terbentang pemandangan yang sungguh indah.. sungguh perawan.. dan sepi.. (kebetulan saat itu hari Senin).. jadi berasa memiliki pantai pribadi...

Sorenya kita bisa melihat sunrise.. eh.. sunset di depan penginapan yang cukup banyak bertebaran di sana dengan harga lumayan.. Malam harinya kita bisa melihat Penyu Hijau bertelur di lokasi sekitar penangkaran.. biasanya ramai pada saat musih hujan seperti November dan Desember.. namun untuk hari2 biasa pun cukup banyak penyu yang bertandang.. Paginya kita bisa melihat sunrise dan berenang2 di pantai sebelum airnya surut.. hoho.. menyenangkan lah... selain itu bagi yang ingin beli oleh2, bisa menawar2 ikan dan cumi yang dijual di pelelangan setempat.. besar-besar.. bahkan saya melihat ikan pari ukuran cukup besar!! dan memegangnya..!! (mulai norak..)

Secara harga memang ke Ujung Genteng cukup mahal.. maklum.. jauh dari kota.. akses transport tidak terlalu ramai.. namun dengan keindahan yang ditawarkan, Ujung Genteng sangat layak untuk dikunjungi.. lagi.. dan lagi... btw, foto2 di blog ini mungkin mengesankan pantainya biasa saja.. namun ini karena efek kamera ponsel saya yang memang berteknologi sangat konservatif.. mohon doa agar bisa membeli kamera yang lebih bagus.. hoho..
terakhir.. saya pamerkan foto saya yang sedang memegang tukik (anak penyu)..

mengunjungi Kabupaten Pangkajene & Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan





Kabupaten Pangkep terkesan kaya dengan banyaknya pembangunan tempat2 wisata dan gedung pemerintahan secara megah.. sudah terlihat sejak kita memasuki pusat pemerintahan.. Gedung Bupati, Pengadilan Negeri, Masjid Raya, dan Lapangan (semacam alun2) tertata dengan cukup kokoh.. mungkin karena efek Semen Tonasa yang beroperasi di Kabupaten ini..
Secara sejarah, Kabupaten Pangkep merupakan bekas pusat kerajaan Siang yang di masa lalu terkenal dengan kejayaan maritimnya..

Pangkep bisa ditempuh selama sekitar 1 jam dari kota Makassar. Jika supirnya ahli, mungkin bisa hanya dalam 40 menit.. kebetulan saat ini jalan rayanya sudah bagus dan cukup lancar dilalui kendaraan lintas Sulawesi Selatan.. Dari Makassar kita melewati kabupaten Maros sebelum akhirnya sampai di tempat yang dituju..

Dalam petualangan di Pangkep ini, kami 9 orang melarikan diri dari aktivitas diklat di Makassar dengan menyewa sebuah Avanza.. Mengapa harus Pangkep..? karena saat itu kami mendengar kabar adanya semacam Water Boom di sana dengan nama yang cukup menarik.. yaitu DUFAN.. hahaha...

Ternyata Dufan di sini berbeda dengan Dufan di Ancol.. Karena ejaannya memakai huruf Y untuk kata fantasy-nya.. halah halah...
Nama lengkapnya adalah 'Taman Rekreasi Sehat Dufan Mattampa Bungaro'.. Bungaro adalah nama kecamatan tempat objek wisata ini berada..

Apa saja yang ada di Taman Rekreasi ini..? wuah.. lumayan lah untuk ukuran Sulawesi Selatan.. Lumayan banget!! tapi jangan dibandingkan dengan Dufan di Ancol ya.. Beda jauh..!!
Di sini ada Kolam Renang yang cukup meriah.. dengan perosotan yang bertingkat-tingkat, luasnya sesuai standar olympic, dan wahana kolam renang yang sangat menghibur.. sangat menyenangkan bagi kami peserta diklat yang terkurung di Makassar berbulan-bulan.. hehe..

Selain itu ada juga gua-gua karst yang menarik untuk dijadikan tempat foto-foto.. di komplek rekreasi ini pun terdapat museum karst..

Well.. pada intinya mengunjungi Pangkep bukan suatu keharusan jika hanya ingin berenang saja.. di Jakarta juga bisa.. Namun jika ingin berenang dikelilingi alam pegunungan dan karst yang indah, cobalah bermain-main di sini.. terutama jika obyek2 wisata di Makassar sudah habis kalian taklukkan..

25 September 2009

Keliling Sidoarjo....


hehe.. saya mau cerita pengalaman pas di Sidoarjo..
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di bandara Juanda, sebenarnya secara geografis saya sudah berada di Kabupaten Sidoarjo, namun secara administrasi masuk ke Kota Surabaya... maklum, kedua wilayah ini memang bertetangga.. Bagaikan Jakarta dengan Tangerang lah.. Ibarat Jakarta dengan Depok.. dan bisa diumpamakan Jakarta dengan Bekasi.. Bedanya, dan hebatnya (biasa aja sih sebenernya!) Sidoarjo tuh punya plat nomor kendaraan bermotor sendiri lho.. Which is: 'W' yang sangat dibanggakan oleh penghuni kabupaten ini..

Sidoarjo saat ini sangat terkenal dengan lumpur Lapindo-nya.. Kasihan.. Padahal kabupaten yang cukup luas ini punya beberapa produk unggulan.. Di antaranya adalah ikan bandeng dan udang yang menjadi logo kota (saya beli bandeng fresto untuk oleh2).. selain itu juga ada sentra kerajinan kulit di daerah Tanggul Angin yang terkenal bikin tas-tas bermutu (Ayah saya pun tau!!).. tidak lupa dengan sajian kulinernya Kupang Lontong, Sate Kerang, Bandeng Fresto ataupun Asap, Kerupuk udang, dan lain-lain (saya tidak mencicipi sama sekali makanan2 tersebut.. hehe)... saking banyaknya sajian kuliner dari hasil laut beserta cocolannya, Sidoarjo pun terkenal dengan nama 'Kota Petis'.. Mungkin karena petisnya seksi sekali.. halah.. itu betis..

Secara sejarah, Sidoarjo dahulu dikenal sebagai pusat kerajaan Janggala.. mungkin itulah sebabnya terdapat Museum Mpu Tantular di daerah ini.. Namun sayang sekali saya tidak sempat mengunjungi museum ini karena satu dan lain hal.. padahal saya sangat berminat untuk mengunjunginya.. hiks.. hiks..
oiya, Kabupaten ini juga mempunyai stadion Gelora Delta yang menjadi markasnya klub Deltras Sidoarjo dan pernah dipakai untuk pembukaan PON XV Jawa Timur 2002..

Saya melihat ada cukup banyak pabrik di sini.. Artinya industrinya cukup berkembang.. selain itu masih banyak pula lahan pertanian di beberapa daerah.. dan saya melihat banyak sekali perumahan di Sidoarjo.. membuat saya teringat kawasan Depok dan Bekasi.. hihi..
Btw, saya mampir ke rumah rekan kerja saya satu instansi, yaitu Mas Edwin yang saat ini aktif dinas di Ternate.. Kebetulan saat itu beliau sedang ada di rumahnya di daerah Wonoayu dalam rangka liburan puasa dan lebaran... Perjalanan cukup jauh dengan kondisi berpuasa dan cuaca yang 'hangat' tidak membuat saya menyerah.. bahkan berlanjut ke rumah rekan saya yang satu lagi, yaitu mas Nugie yang saat ini aktif dinas di Jambi.. Perjalanan justru terasa menyenangkan dan berkesan karena ditemani oleh pendamping dan penunjuk jalan yang sangat manis.. yang rela menemani saya selama mengunjungi Sidoarjo dan Surabaya... huhu.. Miz u...



btw, sebagai penutup akan saya tampilkan foto saya dan mas Edwin di depan salah satu kantor kepala desa di Sidoarjo, tempat saya, mas Edwin, dan pendamping saya (yang motoin) sholat Zuhur di musola kantor desa tersebut.. hehe..

Bismillah...

kita mulai dengan Bismillah..
supaya berkah...
sesukses apapun jalan hidup kita, jika Allah tidak meridhoi, ya percuma...
Bismillah.. Ya Allah... berikan hikmah dalam setiap tulisanku..
jadikan aku dan mereka mengingat-Mu setiap membaca tulisan-tulisan pada blog ini...
amiiinnnn...