19 November 2009

Monumen Kapal Selam (postingan ke-20)

Jika Anda ditanya: "Pernah masuk ke dalam kapal selam?"
apa jawaban Anda..?
Jawaban saya adalah: "Pernah!!! horeeeeee........."










ini adalah monumen kapal selam...
ada di Kota Surabaya...
Pernah dipakai nyelem beneran sama TNI AL..
lalu sekarang dimonumenkan untuk mengenang kejayaan laut Indonesia... cihuy....

Gunung-Gunung (postingan ke-19)







KIDZANIA (postingan ke- 18)










wuahahaha.. sudah sangat lama saya ingin bercerita tentang kantor tempatku pernah mencari nafkah selama lebih dari satu setengah tahun ini....

halah... speechless deh... banyak banget kenangan menarik.... temen2 yang gila.. anak buah yang ancur2... visitor yang cakep2... pelajaran2 manajemen.. dll.. duh.. jadi terharu..
sampai jumpa Kidzania.... hiks.. hiks.....

ntar aku kan mampir lagi.. dengan istri2 dan anak.. eh.. dengan anak2 dan istri...

CENDERAWASIH GOLF CLUB (postingan ke-17)




Pada suatu hari.. (gaya mengarang anak SD..) aku dan teman-teman berjalan-jalan berkeliling kota Jayapura.. hari itu kami sedang libur kantor.. kami pun berniat menaiki bukit tempat kantor kami terpatri.. kami menggunakan mobil kantor yang sederhana.. ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja.. halah..


Lalu apa yang kami temukan..?! tahukah kalian..? ternyata di atas bukit tersebut terdapat padang golf yang luas.. indah... dan bersih.. pemandangan sekitarnya sungguh elok.. kita bisa melihat kota Jayapura di bawah sana... pantai dan laut.. serta hamparan bukit di sekitarnya... hmmh...




ini merupakan lapangan golf terindah yang pernah saya singgahi..!! (gaya ngomongnya kaya' udah sering maen golf aja lo yung!!).. andai tidak teringat kasus Antasari Azhar yang bermula dari lapangan golf, ingin rasanya saya memilih golf sebagai olahraga pilihan... namun apadaya... aku takut tergoda... cukuplah foto2 saja... hehe.. teteup.. narsis...


09 November 2009

Graha Pena Makassar (postingan ke-16)

ini repost dari fesbuk..



Well.. Sekedar info buat temen2 senasib sepenanggungan di Balai Diklat BPK Makassar. Bahwasanya Senin lalu (setelah tiga ujian yang menguras memory otak) telah kutemukan sebuah tempat yang cukup bagus untuk jadi tempat kongkow.. halah.. kongkow…
Di manakah tempat itu??? Tempat itu adalah: jreng.. jreng.. jreng…
GRAHA PENA MAKASSAR
Gedung ini kalo dari nomer di lift-nya, terdiri atas 19 lantai..
Lalu apa yang menarik?? Yang menarik adalah fasilitas CITY VIEW Makassar di lantai 19 nya… Cocok buat kamu yang pengen berduaan… atau beramai-ramai.. cukup dengan membayar tiket sebesar RP 5.000,- / orang yang bisa kamu beli di resepsionis dalam gedung, kamu bisa menikmati hamparan pemandangan indah di mana kita bisa melihat Kota Makassar dari titik cukup tinggi hingga menjangkau pulau Jawa!! (hehe.. boong deng.. Lebay!!)


Tapi beneran.. Dari lantai 19 gedung ini kita dapat melihat Makassar ke berbagai penjuru!!! Mulai dari pelabuhan phinisi Paotere di utara… Pantai Losari di Barat… Bandara Hasanuddin di Timur.. dan Asrama BPK di Selatan… halah… Oiya, lantai ini juga dilengkapi fasilitas teleskop lho… seperti Monas di Jakarta.. atau seperti waktu itu aku ke Eiffel di Paris… Mulai lebay lagi…


Selain itu di lantai 19 ini juga menjual souvenir2 khas Sulawesi Selatan serta kita bisa menikmati sejarah perkembangan bisnis Harian Fajar (entitas utama gedung ini) mulai dari gedung lama sampai menjadi Graha Pena sekarang… Terus terkadang kita bisa menggoda gadis2 Makassar yang lucu2.. yang jadi resepsionis, ataupun yang bekerja di dalam gedung.. hehe..


Namun saya berhasil menemukan beberapa temuan kelemahan yang cukup material.. Di antaranya adalah.. 1) AC-nya gak nyala!!! AC alam!! Buat cewek2 cerewet, lebih baik bawa kipas… 2) Lift yang menuju lantai 19 adalah lift barang!! Bukan lift karyawan.. Karena lift karyawan hanya sampai lantai 18.. hoho.. 3)tidak ada Guide!! Bagi teman2 yang membutuhkan guide, saya bisa membantu dengan biaya cukup murah.. yaitu satu kali remunerasi…

Makam Pangeran Diponegoro, Makassar (postingan ke-15)

Hmmmhh.. Penyakit 'malas menulis' kembali datang... saya re-post tulisan yang dari fesbuk saja yaaa.... sekedar meramaikan blog... hoho..
(keseluruhan postingan di bawah ini saya copy paste dari notes di akun fesbuk saya...)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Sabtu kemarin saya mengunjungi makam salah satu Pahlawan Nasional bangsa Indonesia, yaitu Pangeran Diponegoro. Makam sang Pangeran terletak di pinggir Jalan Diponegoro, Makassar, Sulawesi Selatan…



Hah?! Kok dimakamkan di Makassar?! Hmmhh… begini ceritanya..:

Nama asli Pangeran Diponegoro tuh: Bentoro Raden Mas (BRM) Ontowiryo. Jadi, dari namanya kan kita udah tahu ya kalo Pahlawan Nasional kita ini adalah keturunan Jawa. Lalu ‘Pangeran’ adalah gelar kehormatan tertinggi di lingkungan keraton. Nah, kira2 kenapa ya beliau bisa dapet gelar pangeran? FYI guys, Pangeran Diponegoro tuh adalah salah satu putra dari Sultan Hamengkubuwono III. Malah bokapnya tuh kepengen putra terbaiknya ini menjadi Putra Mahkota pewaris takhta. Namun Pangeran Diponegoro menolak jabatan tersebut!! Karena dia merasa tidak berhak atas gelar tersebut..

Jadi gini… yang namanya Sultan kan, apalagi jaman dulu, gak mungkin istrinya cuman satu.. (hehe.. enak banget ya?) Jadi, Pangeran Diponegoro tuh merupakan anak dari salah satu selir sang Sultan HB III. Ditolaklah jabatan hebat tersebut dan akhirnya adik Pangeran Diponegoro yang menjadi HB IV. Pangeran Diponegoro sendiri memilih untuk menetap di suatu daerah bernama Tegalrejo untuk hidup tenang dan damai dalam kehidupan yang agamis.

Lalu apa yang terjadi?? Wuah.. intrik politik banget.. Tau sendiri dah yang namanya raja2 di jawa tuh pada suka diadu domba sama Belanda.. Lama2 tuh Belanda emang makin nyebelin banget, sampai klimaksnya ketika terjadi penggusuran lahan2 untuk dijadikan jalan raya. Jalan tersebut melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro dari pihak Ibu. Dari sini perlawanan Pangeran Diponegoro dimulai… istilahnya berontak lah…



Bagaimana riwayat peperangannya secara detail akan saya bahas dalam tulisan saya berikutnya.. (bilang aja males,Yung..) Yang pasti perang berlangsung selama 5 menit mulai 1825-1830.. haha.. jokes yang standar sekali..
Nah, ending perang Diponegoro dimulai ketika siasat licik Belanda kembali memperdaya budaya timur yang santun... Pangeran Diponegoro tidak pernah sudi memenuhi ajakan Belanda untuk duduk bersama dalam satu meja perundingan. Namun pada satu masa ada satu penawaran berunding dari Belanda dengan iming-iming bahwa andaipun tidak tercapai kata sepakat, maka Pangeran beserta tim boleh pulang kembali bergerilya... Moment yang dipilih pun sangat pas.. Idul Fitri... Pangeran pun memenuhinya dengan niat suci... Namun, sungguh licik Belanda itu.. Jangan dukung tim sepakbolanya!!! Hehe.. Bahkan sebelum perundingan dimulai pun Pangeran beserta rombongan langsung ditangkap...

Belanda memaksa Pangeran untuk diasingkan keluar Jawa. Pangeran memilih Mekkah... Belanda mengiyakan... Dibawalah Pangeran ke Batavia (Jakarta).. Beliau sempat bermalam di Stadhuis (Balai Kota, sekarang Museum Fatahillah,Jakarta), lalu dikirim ke Menado (Sulawesi Utara)... Dari Manado, dikirim ke Makassar (Sulawesi Selatan).. Lalu mengapa Belanda tidak mengirim ke Mekkah? Ah.. kaya’ gak tau Belanda aja... hehe..



Di Makassar, Pangeran Diponegoro dipenjara di Benteng Fort Rotterdam. Hingga meninggal pada tahun 1855 dalam usia 69 tahun lebih dikit.


Selamat jalan Pangeran Diponegoro...
Engkau langsung menjadi putra Indonesia asli yang sangat kukagumi sejak saat kuinjakkan kaki di komplek makammu... Terbayang ketegaranmu, sementara banyak saudaramu menjilat-jilat Belanda untuk bisa hidup nyaman di Keraton.. Tapi engkau tidak memilihnya...... Superr sekali.... kau memang idola....



Sebenernya masih banyak yang bisa diceritain secara detail terkait sejarah sang Pangeran, tapi panjang banget ceritanya... next time ya, guys....

Hotel Yamato (postingan XIII)



Hari Senin, 7 September 2009 yang lalu, gw nonton di XXI Tunjungan Plaza..... Nah pulangnya kami mampir melihat-lihat (wisata sejarah) ke Yamato Hoteru/Hotel Yamato atau Oranje Hotel (sekarang namanya Hotel Majapahit), Jl Tunjungan 65 Surabaya. Kebetulan sekali Hotel tersebut tinggal nyebrang aja dari Tunjungan Plaza.. Jalan dikit lah...
Berikut cuplikan fotonya...


Jadi begini.. Tanggal 18 September 1945.. Kira2 baru sebulan Indonesia merdeka.. ada rombongan Belanda yang nginep di hotel itu iseng naekin bendera Belanda yang merah putih biru di tiang bendera sisi utara.. Wah, tuh Belanda gak nyadar kalo Indonesia udah merdeka dan arek-arek lagi gencar2nya masang bendera merah putih di seluruh penjuru kota...

Besoknya.. Tanggal 19 September 1945, pas ada arek-arek yang ngeliat tuh bendera Belanda, langsung dah pada misuh-misuh.. (anc*k, diamp*t, kirik, dll..) hehe... Jalan Tunjungan pun akhirnya penuh dengan para pemuda yang panas hatinya... Entahlah saat itu Surabaya sudah sepanas sekarang atau belum.. halah... Setelah upaya diplomasi gagal, akhirnya beberapa pemuda berinisiatif manjat gedung dan merobek warna biru pada bendera tersebut sehingga menjadi bendera Merah Putih !!! MERDEKA!!!!!

Hotel Yamato, 19 September 1945

02 November 2009

Lubang Buaya, Jakarta



Sejak kecil saya sangat suka cerita sejarah. Walau ketika telah dewasa saya pun menyadari ada beberapa catatan sejarah bangsa kita yang menjadi tidak masuk akal ataupun terdapat banyak versi dikarenakan penulisannya yang hanya mengakomodasi kepentingan pihak tertentu. Namun yang pasti saya meyakini bahwa idealnya pencatatan sejarah haruslah netral. Sebagai media pembelajaran bagi generasi penerus kita, supaya bisa mengambil hikmah dari segala hal yang telah dilakukan para pendahulunya.

Materi sejarah yang paling saya suka saat masih sangat belia adalah tentang ‘Tujuh Pahlawan Revolusi’… Ya!! Saya menonton film-nya, membaca buku sejarah milik kakak saya, tanpa sadar hafal nama-nama para pahlawan tersebut lengkap dengan pangkatnya, hingga merengek-rengek ke orang tua untuk mengantar saya ke Lubang Buaya, tempat peristiwa pembantaian para Jenderal berlangsung… Wow..



Nah.. pada postingan kali ini saya tidak ingin membahas tentang sejarah peristiwa G 30 S/PKI. Namun sekedar ingin berbagi (baca: narsis… hehe..) kepada para pembaca, bahwa terakhir saya mengunjungi Lobang Buaya pada tahun 2007 yang lalu, saat usia menginjak 22 tahun.. Saya yakin teman-teman semua hampir tidak ada yang pernah ke sana sejak lulus sekolah.. Iya kan..? hehe…


Okeh.. Ada apa saja sih di daerah Lubang Buaya..? yang pasti di sana terdapat Monumen Pancasila Sakti.. yang menampilkan patung tujuh jenderal dinaungi oleh lambang pancasila yang sangat besar..

Ada juga sumur tua tempat para Jenderal dikubur setelah konon disiksa secara sadis. . (maaf.. saya tidak menampilkan fotonya..)



Selain itu ada pula museum pengkhianatan PKI di mana kita bisa melihat rangkaian diorama yang menceritakan sejarah pemberontakan PKI dari masa ke masa. Yang paling seru adalah kita bias melihat peninggalan2 para jenderal ketika mereka dikubur dalam sumur. Ada kimono-nya Jenderal Ahmad Yani yang penuh lubang peluru, seragam dinasnya Jenderal S.Parman dan DI Panjaitan, ada pula dompet dan rokok, ada sarungnya jendral Suprapto, dan lain-lain.. Ketika kecil saya cukup merinding melihat koleksi2 tersebut. Namun terakhir ke sana justru saya semakin merasa seru sendiri.. hihi.. autis..



Ada juga rumah2 yang konon dijadikan tempat penyiksaan para jenderal yang masih hidup sebelum dibunuh dan diceburkan di sumur.. ada pula kendaraan yang pernah dipakai PKI unuk menculik para Jenderal dan lain-lain.. Jika Anda tinggal di daerah Jakarta Timur, dan memiliki banyak waktu luang, cobalah main2 ke sini.. lumayan lah.. murah meriah (saya lupa berapa harga tiketnya, yang pasti murah.. dapat bonus stiker pula.. hehe..) Cara menuju ke sana!? Dari Kampung Rambutan bisa naik angkot merah 40 jurusan Pondok Gede… Bilang aja turun di lubang buaya.. supirnya pasti ngerti.. atau jika anda naik kendaraan pribadi, carilah jalan raya Pondok Gede.. target terletak antara Asrama Haji dan Pasar Pondok Gede.. selamat mencoba..!!!!