09 November 2009

Makam Pangeran Diponegoro, Makassar (postingan ke-15)

Hmmmhh.. Penyakit 'malas menulis' kembali datang... saya re-post tulisan yang dari fesbuk saja yaaa.... sekedar meramaikan blog... hoho..
(keseluruhan postingan di bawah ini saya copy paste dari notes di akun fesbuk saya...)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Sabtu kemarin saya mengunjungi makam salah satu Pahlawan Nasional bangsa Indonesia, yaitu Pangeran Diponegoro. Makam sang Pangeran terletak di pinggir Jalan Diponegoro, Makassar, Sulawesi Selatan…



Hah?! Kok dimakamkan di Makassar?! Hmmhh… begini ceritanya..:

Nama asli Pangeran Diponegoro tuh: Bentoro Raden Mas (BRM) Ontowiryo. Jadi, dari namanya kan kita udah tahu ya kalo Pahlawan Nasional kita ini adalah keturunan Jawa. Lalu ‘Pangeran’ adalah gelar kehormatan tertinggi di lingkungan keraton. Nah, kira2 kenapa ya beliau bisa dapet gelar pangeran? FYI guys, Pangeran Diponegoro tuh adalah salah satu putra dari Sultan Hamengkubuwono III. Malah bokapnya tuh kepengen putra terbaiknya ini menjadi Putra Mahkota pewaris takhta. Namun Pangeran Diponegoro menolak jabatan tersebut!! Karena dia merasa tidak berhak atas gelar tersebut..

Jadi gini… yang namanya Sultan kan, apalagi jaman dulu, gak mungkin istrinya cuman satu.. (hehe.. enak banget ya?) Jadi, Pangeran Diponegoro tuh merupakan anak dari salah satu selir sang Sultan HB III. Ditolaklah jabatan hebat tersebut dan akhirnya adik Pangeran Diponegoro yang menjadi HB IV. Pangeran Diponegoro sendiri memilih untuk menetap di suatu daerah bernama Tegalrejo untuk hidup tenang dan damai dalam kehidupan yang agamis.

Lalu apa yang terjadi?? Wuah.. intrik politik banget.. Tau sendiri dah yang namanya raja2 di jawa tuh pada suka diadu domba sama Belanda.. Lama2 tuh Belanda emang makin nyebelin banget, sampai klimaksnya ketika terjadi penggusuran lahan2 untuk dijadikan jalan raya. Jalan tersebut melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro dari pihak Ibu. Dari sini perlawanan Pangeran Diponegoro dimulai… istilahnya berontak lah…



Bagaimana riwayat peperangannya secara detail akan saya bahas dalam tulisan saya berikutnya.. (bilang aja males,Yung..) Yang pasti perang berlangsung selama 5 menit mulai 1825-1830.. haha.. jokes yang standar sekali..
Nah, ending perang Diponegoro dimulai ketika siasat licik Belanda kembali memperdaya budaya timur yang santun... Pangeran Diponegoro tidak pernah sudi memenuhi ajakan Belanda untuk duduk bersama dalam satu meja perundingan. Namun pada satu masa ada satu penawaran berunding dari Belanda dengan iming-iming bahwa andaipun tidak tercapai kata sepakat, maka Pangeran beserta tim boleh pulang kembali bergerilya... Moment yang dipilih pun sangat pas.. Idul Fitri... Pangeran pun memenuhinya dengan niat suci... Namun, sungguh licik Belanda itu.. Jangan dukung tim sepakbolanya!!! Hehe.. Bahkan sebelum perundingan dimulai pun Pangeran beserta rombongan langsung ditangkap...

Belanda memaksa Pangeran untuk diasingkan keluar Jawa. Pangeran memilih Mekkah... Belanda mengiyakan... Dibawalah Pangeran ke Batavia (Jakarta).. Beliau sempat bermalam di Stadhuis (Balai Kota, sekarang Museum Fatahillah,Jakarta), lalu dikirim ke Menado (Sulawesi Utara)... Dari Manado, dikirim ke Makassar (Sulawesi Selatan).. Lalu mengapa Belanda tidak mengirim ke Mekkah? Ah.. kaya’ gak tau Belanda aja... hehe..



Di Makassar, Pangeran Diponegoro dipenjara di Benteng Fort Rotterdam. Hingga meninggal pada tahun 1855 dalam usia 69 tahun lebih dikit.


Selamat jalan Pangeran Diponegoro...
Engkau langsung menjadi putra Indonesia asli yang sangat kukagumi sejak saat kuinjakkan kaki di komplek makammu... Terbayang ketegaranmu, sementara banyak saudaramu menjilat-jilat Belanda untuk bisa hidup nyaman di Keraton.. Tapi engkau tidak memilihnya...... Superr sekali.... kau memang idola....



Sebenernya masih banyak yang bisa diceritain secara detail terkait sejarah sang Pangeran, tapi panjang banget ceritanya... next time ya, guys....

1 komentar:

  1. Hebat emang Pangeran Diponegoro. Patut dicontoh dan jarang orang seperti ini.

    BalasHapus